
Piodalan di Padmasana Kantor Desa Taro Sakral, Khidmat, dan Penuh Kebersamaan
Taro, 17 Februari 2025 – Di tengah rintik hujan yang turun sejak pagi, Piodalan di Padmasana Kantor Desa Taro tetap berlangsung dengan penuh kekhusyukan. Upacara suci yang rutin digelar setiap enam bulan sekali ini diselenggarakan pada Senin siang, mulai pukul 11.00 hingga selesai sekitar pukul 14.00 WITA, diikuti oleh seluruh jajaran Pemerintahan Desa Taro serta didukung penuh oleh Banjar Adat Taro Kaja.
Sejak pagi, suasana di sekitar Padmasana telah dipenuhi persiapan. Banjar Adat Taro Kaja, melalui pider dan seksi ulam bhakti, bekerja dengan penuh ketekunan dalam menata sarana upakara, memastikan segala unsur yadnya tersusun sempurna. Upacara ini dipuput oleh Jero Mangku Gede Taro Kaja, yang memimpin prosesi dengan taksu mendalam.
Prosesi Suci diiringi Gamelan Angklung
Tepat pukul 11.00 WITA, dentingan gamelan angklung dari Sekaha Angklung Banjar Adat Taro Kaja mengalun lembut, menandai dimulainya prosesi. Suara kidung suci berpadu dengan gemericik hujan yang turun perlahan, menciptakan suasana spiritual yang begitu mendalam.
Para perangkat desa dan krama adat duduk bersila dengan khusyuk, tangan bersedekap dalam sembah bhakti. Hujan yang turun seolah menjadi tirta wangsuh, pertanda berkah dan restu dari para Dewa. Tak ada kata menyerah, justru semangat ngayah dan kebersamaan semakin terasa kuat di antara mereka yang hadir.
Rangkaian Upacara Khidmat dan Sakral
Di bawah kepemimpinan Jero Mangku Gede Taro Kaja, rangkaian upacara berjalan tertib dan penuh makna. Prosesi dimulai dengan puja pangastuti, memanjatkan doa dan puji syukur, dilanjutkan dengan pebayuhan caru sebagai simbol penyelarasan energi alam, dan diakhiri dengan pemuputan, yang menjadi puncak dari persembahyangan.
Sepanjang prosesi, Sekaha Angklung Banjar Adat Taro Kaja terus mengiringi dengan alunan nada yang khas, memperkuat suasana sakral dan menghadirkan vibrasi spiritual yang begitu mendalam. Setiap dentingan gamelan berpadu harmonis dengan doa-doa suci yang dipanjatkan, menciptakan getaran magis yang terasa hingga ke relung jiwa.
Harmoni antara Pemerintahan dan Adat
Piodalan kali ini kembali menunjukkan sinergi yang erat antara Pemerintahan Desa Taro dan Banjar Adat Taro Kaja dalam menjaga keberlanjutan tradisi. Seluruh rangkaian upacara berjalan tanpa adanya sambutan resmi, melainkan sepenuhnya berfokus pada prosesi keagamaan yang telah diwariskan turun-temurun.
“Hujan yang turun bukan hambatan, melainkan berkah. Ini adalah pertanda kesucian, restu dari alam semesta agar Desa Taro semakin subur, damai, dan harmonis,” ujar seorang tetua adat dengan penuh keyakinan.
Prasadam dan Dharmasanti: Menutup Upacara dengan Kebersamaan
Sebagai penutup, seluruh peserta mengikuti prasadam dan dharmasanti, menikmati hidangan suci sebagai simbol rasa syukur dan kebersamaan. Senyum dan kebersamaan terpancar di wajah setiap hadirin, menandakan bahwa selain sebagai ritual keagamaan, Piodalan ini juga menjadi momen mempererat tali persaudaraan antar warga.
Dengan selesainya upacara ini, diharapkan nilai-nilai dharma tetap terjaga, dan Desa Taro senantiasa diberkahi dalam harmoni serta kesejahteraan. Seperti hujan yang membasahi tanah, semoga berkah dari Piodalan kali ini membawa kesuburan bagi desa, lahir dan batin.