Loading...
 
 
read-more

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR NGERASTITIYANG JAGAT DI PURA AGUNG GUNUNG RAUNG TARO SEBAGAI TANDA BHAKTI UNTUK PENYUCIAN ALAM SEMESTA BESERTA ISINYA

Dalam keteduhan rahina Tilem Sasih Kapat, ketika alam semesta berdiam dalam keheningan suci, Pemerintah Kabupaten Gianyar bersama Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Gianyar melaksanakan Upacara Ngerastitiang Jagat di Pura Agung Gunung Raung, Desa Adat Taro Kaja, Kecamatan Tegallalang, pada Selasa (21/10/2025).


Upacara agung ini menjadi simbol bhakti tulus Pemerintah Daerah Gianyar kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sebagai wujud rasa syukur dan doa penyucian bagi alam semesta beserta seluruh isinya. Di tengah harmoni alam Taro yang suci, prosesi berjalan dengan penuh khidmat, dipuput oleh sebelas sulinggih, melambangkan kesempurnaan arah dan keseimbangan energi semesta.


Makna Spiritual Ngerastitiang Jagat

Ngerastitiang Jagat Lan Sedaging Jagat bermakna memuja dan memuliakan seluruh isi alam raya—manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, dan unsur bumi lainnya—sebagai satu kesatuan kehidupan yang tidak dapat dipisahkan dari Sang Pencipta.

Upacara ini adalah laku bhakti dan kesadaran spiritual untuk mengembalikan keharmonisan jagat sekala-niskala, menyucikan alam dari segala bentuk leteh, serta memohon kerahayuan dan kedamaian bagi seluruh makhluk di muka bumi.

Rahina Tilem Sasih Kapat dipilih karena diyakini sebagai waktu penyucian tertinggi dalam siklus bulan, saat kegelapan menjadi simbol keheningan dan introspeksi. Di sanalah umat manusia menundukkan ego, menenangkan pikiran, dan menyatukan bhakti dengan kesadaran semesta.


Gunung Raung Taro, Sumber Kesucian dan Awal Kehidupan Adat Bali

Pemilihan Pura Agung Gunung Raung di Desa Taro sebagai tempat pelaksanaan karya suci ini memiliki makna mendalam. Desa Taro dikenal sebagai desa tertua di Bali, tempat bersemayamnya leluhur agung dan menjadi cikal bakal lahirnya desa adat serta sistem subak, dua pilar peradaban spiritual dan agraris Bali.

Gunung Raung diyakini sebagai titik pusat keseimbangan energi, tempat sinar kesucian bumi dan langit berpadu. Melalui yadnya ini, Gianyar seolah menegaskan kembali ikrar spiritualnya: bahwa pembangunan sejati harus berlandaskan kesucian, moralitas, dan nilai-nilai dharma.


Sinergi Pemerintah dan Spiritualitas Masyarakat

Upacara suci ini diinisiasi oleh Panitia Karya Ngerastitiang Jagat, Mejaya-jaya lan Santi Puja di bawah koordinasi PHDI Kabupaten Gianyar, berdasarkan surat resmi bernomor 691/PHDI-GR/X/2025 tertanggal 14 Oktober 2025.

Hadir dalam kesempatan tersebut jajaran Forkopimda Gianyar, perwakilan Kodim 1616, Polres Gianyar, dan Kejaksaan Negeri Gianyar, serta pimpinan OPD, camat se-Kabupaten Gianyar, dan lembaga keagamaan seperti MDA, WHDI, Peradah, APHB, serta Yayasan Dharma Pinandita.

Ketua Panitia Karya, Pinandita Ir. I Wayan Anom Astawiguna, menjelaskan bahwa Ngerastitiang Jagat bukan hanya ritual keagamaan, melainkan manifestasi sinergi antara pemerintah, rohaniawan, dan masyarakat dalam menjaga keseimbangan spiritual dan ekologis bumi.

“Melalui Ngerastitiang Jagat, kami memohon kerahayuan untuk seluruh makhluk hidup di dunia. Manusia bukan penguasa alam, tetapi bagian dari semesta yang harus dijaga dan disucikan bersama,” ujarnya dengan penuh makna.


Bhakti untuk Alam Semesta

Prosesi puncak berlangsung dengan suasana yang sangat khidmat. Asap dupa membumbung ke angkasa, membawa doa-doa umat dari berbagai penjuru Gianyar. Denting genta sulinggih berpadu dengan kidung suci, menciptakan getaran spiritual yang menembus rasa.

Semesta seolah menyambut persembahan itu: angin berhembus lembut, daun-daun bergoyang perlahan, seakan ikut menari dalam irama bhakti umat manusia kepada penciptanya.

Upacara diakhiri dengan persembahyangan bersama yang memancarkan vibrasi kedamaian. Dari Pura Agung Gunung Raung inilah doa suci dipanjatkan — bukan hanya untuk Gianyar, bukan hanya untuk Bali, tetapi untuk seluruh alam semesta beserta isinya (Sedaging Jagat) agar senantiasa dalam lindungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Dengan terselenggaranya Upacara Ngerastitiang Jagat di Pura Agung Gunung Raung Taro, Pemerintah Kabupaten Gianyar meneguhkan dirinya sebagai pemerintahan yang tidak hanya membangun fisik dan kesejahteraan, tetapi juga menegakkan nilai-nilai dharma, menjaga kesucian, dan menyatukan spiritualitas dalam setiap kebijakan.

Dari tanah suci Taro, sumber awal peradaban Bali, vibrasi kedamaian ini diharapkan memancar ke seluruh penjuru dunia — menuntun umat manusia untuk hidup selaras dalam harmoni jagat raya.


Redaksi : Dueg Creative