Sekolah Hindu Markandeya Taro Gelar Kegiatan Ngayah dan Persembahyangan Bersama di Pura Agung Gunung Raung
Taro, Gianyar – 15 Januari 2025
Dalam suasana penuh keheningan dan kekhidmatan, Sekolah Hindu Markandeya Taro menggelar kegiatan ngayah dan persembahyangan bersama di Pura Agung Gunung Raung, Desa Taro, pada Rabu, 15 Januari 2025. Kegiatan ini menjadi momen spiritual yang melibatkan seluruh siswa, orang tua, dan guru sebagai wujud penghormatan dan pengabdian kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Sejak pagi, ratusan siswa dari jenjang TK, SD, hingga SMP terlihat antusias berkumpul di Pura Agung Gunung Raung. Dengan mengenakan pakaian adat Bali yang rapi, para siswa hadir bersama orang tua mereka. Kegiatan dimulai dengan persembahyangan bersama, yang dipimpin oleh pemangku pura setempat. Alunan kidung suci dan harumnya dupa yang membumbung menciptakan suasana yang khusyuk, menguatkan makna spiritual kegiatan ini.
Ngayah Melalui Seni Tari Bali
Setelah persembahyangan bersama, kegiatan dilanjutkan dengan pentas ngayah berupa tari Bali yang dibawakan oleh para siswa. Anak-anak, baik putra maupun putri, menampilkan berbagai tarian tradisional Bali dengan penuh semangat dan penghayatan. Beberapa Tari Bali ditampilkan dan menjadi bagian dari suguhan seni yang mereka persembahkan di hadapan para pemedek dan orang tua yang hadir.
Tarian tersebut tidak hanya menjadi sarana ekspresi seni, tetapi juga bentuk pengabdian mereka kepada leluhur dan budaya Bali yang luhur. Sebelum tampil, para siswa didampingi oleh guru dan orang tua mereka, yang dengan sabar memberikan semangat dan arahan. Suasana keakraban terlihat jelas, mencerminkan harmoni antara siswa, keluarga, dan sekolah.
Peran Aktif Guru dan Orang Tua
Para guru Sekolah Hindu Markandeya Taro memainkan peran penting dalam mendampingi siswa sepanjang kegiatan. Mereka tidak hanya memastikan kelancaran acara, tetapi juga memberikan bimbingan kepada siswa agar tetap berdisiplin dalam melaksanakan ngayah. Kehadiran guru di samping para siswa memberikan rasa aman dan percaya diri, terutama bagi anak-anak yang tampil menari untuk pertama kalinya.
Selain itu, orang tua siswa juga turut andil dalam menyukseskan acara ini. Mereka tidak hanya mendampingi anak-anaknya, tetapi juga memberikan dukungan moral dan terlibat langsung dalam berbagai persiapan kegiatan. “Kegiatan ini sangat bermakna karena tidak hanya mengajarkan anak-anak tentang seni dan budaya, tetapi juga mempererat hubungan kami sebagai orang tua dengan sekolah,” ujar salah satu orang tua siswa.
Makna Spiritual dan Pendidikan Karakter
Kepala Sekolah Hindu Markandeya Taro, dalam sambutannya, menegaskan bahwa kegiatan ngayah dan persembahyangan bersama ini merupakan bagian dari pembentukan karakter siswa. “Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan nilai-nilai spiritual, budaya, dan pengabdian kepada siswa sejak dini. Ngayah bukan hanya soal aktivitas fisik, tetapi juga bentuk penyatuan diri dengan alam dan Ida Sang Hyang Widhi,” ungkapnya.
Selain itu, beliau juga berharap kegiatan ini dapat terus dilestarikan dan menjadi agenda rutin sekolah, sehingga generasi muda Bali dapat terus menghormati warisan leluhur dan menjaga nilai-nilai adat serta budaya yang telah diwariskan.
Harmoni antara Pendidikan, Budaya, dan Agama
Kegiatan ngayah dan persembahyangan bersama yang dilakukan oleh Sekolah Hindu Markandeya Taro di Pura Agung Gunung Raung ini menjadi simbol harmoni antara pendidikan, budaya, dan agama. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya diajarkan untuk menjadi pintar secara akademis, tetapi juga memiliki kepekaan spiritual dan kecintaan terhadap tradisi Bali.
Dengan berlangsungnya kegiatan ini, masyarakat Desa Taro berharap nilai-nilai luhur seperti ngayah dan sembahyang bersama dapat terus ditanamkan kepada generasi muda, sehingga budaya Bali tetap lestari dan menjadi benteng moral yang kokoh di tengah arus globalisasi.