Loading...
 
 
read-more

Penguatan Ketahanan Pangan dan Pariwisata Budidaya Ikan Nila di Banjar Taro Kelod

Desa Taro, 24 Desember 2024 – Desa Taro Kelod terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong pembangunan berkelanjutan melalui program inovatif budidaya ikan nila. Dengan dukungan Anggaran Dana Desa (ADD) sebesar Rp 15 juta dari APBDES Taro tahun 2024, program ini tak hanya dirancang untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat, tetapi juga memperluas peluang desa dalam sektor pariwisata.


Kelihan Banjar Dinas Taro Kelod, I Wayan Yudi Astika, mengungkapkan bahwa program ini membawa visi ganda: menciptakan kemandirian pangan dan membuka akses sebagai alternatif tujuan wisata pendukung Desa Wisata Taro. “Kami berharap budidaya ikan nila ini tidak hanya menjadi sumber pangan bagi masyarakat, tetapi juga berkembang sebagai daya tarik baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Taro,” ujar Yudi Astika.

Program ini melibatkan 20 Rumah Tangga Miskin (RTM) yang diberdayakan sebagai tenaga pengelola. Salah satu warga yang terlibat, I Wayan Wardana, mengungkapkan rasa bangganya dapat berkontribusi dalam program ini. “Bukan hanya membantu memenuhi kebutuhan ekonomi, tetapi kami juga merasa menjadi bagian penting dalam mempromosikan desa kami ke dunia luar,” tuturnya.


Proyek ini ditargetkan rampung pada Desember 2024, dengan lokasi budidaya yang dirancang tidak hanya untuk produksi, tetapi juga untuk edukasi dan rekreasi. Dengan sentuhan estetika dan pengelolaan yang profesional, kolam-kolam budidaya ini diharapkan menjadi destinasi wisata berbasis agro-perikanan yang menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.

Perbekel Taro, I Wayan Warka, menyampaikan harapan besarnya terhadap program ini. “Desa Taro sudah dikenal sebagai desa wisata yang kaya akan budaya dan alam. Dengan menambahkan elemen budidaya ikan nila sebagai atraksi wisata, kami ingin memperkaya pengalaman para wisatawan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Warka.


Lebih lanjut, Yudi Astika menambahkan bahwa sinergi antara ketahanan pangan dan pariwisata merupakan langkah strategis untuk menjawab tantangan global, khususnya di sektor ekonomi desa. “Kami ingin program ini menjadi contoh bahwa ketahanan pangan tidak hanya berbicara tentang ketersediaan, tetapi juga menciptakan nilai tambah melalui inovasi wisata yang berkelanjutan,” jelasnya.

Kolam-kolam budidaya ikan nila ini nantinya direncanakan untuk dilengkapi dengan jalur pejalan kaki, papan informasi edukatif, serta area rekreasi kecil untuk keluarga. Selain itu, hasil budidaya juga dapat diolah menjadi produk lokal seperti ikan nila segar, keripik ikan, dan olahan lainnya yang dijual kepada wisatawan.


Dengan semangat gotong royong dari masyarakat, program ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi langsung kepada warga RTM, tetapi juga membuka pintu peluang bagi desa untuk lebih dikenal sebagai destinasi wisata yang holistik yang menggabungkan budaya, alam, dan inovasi pangan.


Masyarakat Banjar Taro Kelod kini optimis bahwa dengan kerja keras dan pengawalan ketat dari pemerintah desa, program ini akan menjadi landasan kuat bagi keberlanjutan ekonomi sekaligus memperkuat identitas Desa Taro sebagai desa wisata terbaik dan  unggulan di Bali.


Reporter : Dueg Creative