Konferensi Tingkat Tinggi Negara ASEAN di Desa Wisata Taro Bali Indonesia
Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (SOMRDPE) Indonesia Tahun 2022, Kementerian Desa Republik Indonesia bersama Delegasi Negara ASEAN mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi di Obyek Wisata Semara Ratih Delodsema Village Desa Wisata Taro Tegallalang, Gianyar Bali.
Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2022 dengan tema “ Regional Forum On Village Resources Management For Rural Development And Poverty Eradication ” yang dilaksanakan di Obyek Wisata Semara Ratih Delodsema Village Desa WIsata Taro.
Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (SOMRDPE) Indonesia dihadiri oleh 100 delegasi dari sejumlah negara ASEAN. SOMRDPE dilaksanakan untuk memperkuat kolaborasi diantara negara-negara ASEAN tentang pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan.
Pemaparan atau narasumber terdiri dari , Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Dan Infrastuktur dengan tema, “Strategi Pengembangan Desa Wisata Indonesia Dan Peluang Terbentuknya Produk Desa Wisata Di Tingkat Nasional Maupun Regional ASEAN ”. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari Asisten Satu Bapak Dr. I Ketut Mudana, SH, MBA, selaku perwakilan dari Bupati Gianyar dengan tema pemaparan, “ Best Practice Dalam Pengolahan Desa Wisata Di Bali Dan Tantangan Dalam Pembentukan Paket Wisata Bersama Di Tingkat Nasional Dan Regional ASEAN ”.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia dengan topik Pengembangan Desa Wisata Di Jepang Serta Peluang Peningkatan Kapasitas Pelaku Wisata Tigkat Regional ASEAN Ke Jepang .
Dirjen Pembangunan Desa Dan Perdesaan Bapak Sugito menyampaikan bahwa Obyek Wisata Semara Ratih Delodsema Village Desa Wisata Taro dipilih karena ingin memperlihatkan secara langsung kehindahan yang dimiliki desa kepada delegasi dari sejumlah negara ASEAN.
Beliau juga mengatakan bahwa kegiatan semacam ini biasanya dilakukan di hotel, akan tetapi kali ini diadakan di desa taro, sehingga masyarakat juga bisa merasakan serta para tamu undangan bisa melihat secara langsung.
Jadi kegiatan ini diharapkan ada sharing experience dalam rangka pengembangan desa wisata terutamanya untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan termasuk mengoptimalkan sumber daya yang ada di desa. Karena setiap desa mempunyai potensi dan keragaman budaya, alam, sosial, yang berbeda.
Sesama Negara ASEAN diharapkan adanya pertukaran informasi dan pengalaman untuk pengembangan desa wisata.
Beliau juga memuji keindahan alam yang dimiliki Desa Taro. Bahkan delegasi dari berbagai negara ASEAN sangat terkesan dengan keindahan alam taro, dan akan menceritakan di negaranya masing-masing.
Beliau mengakui kekuatan dari pariwisata Bali yang berbasis Tri Hita Karana menjadi modal sosial yang tinggi untuk kemajuan Bali.
Sementara itu, mewakili Gubernur Bali, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Bali Bapak Putu Anom Agustina mengucapkan terima kasih atas terpilihnya Bali sebagai tempat pelaksanaan kegiatan ini, karena akan dapat menggembleng kembali pariwisata Bali yang sempat terpuruk akibat Pandemi Covid-19. Di samping itu kegiatan SOMRDPE Tahun 2022 kali ini diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan Bali.
“Saya harap acara ini dapat menjadi momentum untuk mendukung pemulihan ekonomi lokal dengan adanya rangkaian pertemuan-pertemuan berskala nasional maupun internasional yang dilaksanakan di Bali,” harapan beliau.
Di bawah kepemimpinan Gubenur I Wayan Koster pembangunan perekonomian yang harmonis terhadap alam beserta isinya dengan mengutamakan sektor pertanian, sektor kelautan atau perikanan, sektor industri, sektor IKM, UMKM, koperasi, sektor ekonomi kreatif digital, dan sektor pariwisata. Sehingga memberikan manfaat dan nilai tambah baik nilai tambah ekonomi, lingkungan, sosial, budaya, maupun dalam tatanan kehidupan dan salah satunya adalah pembangunan desa wisata.
Putu Anom Agustina menyatakan salah satu sektor pariwisata skala desa yang bisa dikembangkan yaitu pengembangan desa wisata, konsep pengembangan desa wisata merupakan konsep yang menawarkan pengalaman menelusuri kekhasan budaya, keunikan serta keindahan bentang lahan di pedesaan yang mungkin tidak dapat ditemui di kota-kota besar. Model pengembangan desa wisata semacam ini menjadi agenda pembangunan yang efektif.
Penutupan “ Regional Forum On Village Resources Management For Rural Development And Poverty Eradication ” dilakuan dengan berkunjung dan makan malam di Obyek Wisata Taman Konservasi Kunang-kunang “ The Fireflies Garden “ Desa Wisata Taro.