
Desa Taro Tegaskan Komitmen Bersama dalam Menangani Isu Limbah Demi Kelestarian Desa Tertua di Bali
Taro, Tegallalang – Pemerintah Desa Taro menggelar pembahasan penting terkait pengelolaan limbah yang berpotensi mencemari lingkungan dan mengancam kelestarian alam desa. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya serius untuk memastikan bahwa Desa Taro — desa tertua di Bali yang kini berkembang sebagai Desa Wisata berbasis budaya dan ekowisata — tetap terjaga kebersihan dan keharmonisannya.
Dalam rapat yang dihadiri oleh unsur pemerintah, adat, dan masyarakat, Perbekel Desa Taro menegaskan sikap tegas pemerintah desa terhadap pihak mana pun yang membuang limbah secara sembarangan dan mencemari lingkungan.
“Kami tidak akan menoleransi tindakan yang merusak lingkungan. Taro bukan sekadar wilayah, melainkan warisan leluhur yang wajib kita jaga dengan kesadaran dan tanggung jawab. Siapa pun yang mencemari lingkungan, berarti mencederai kehormatan Desa Taro,” tegas Perbekel Taro.
Para Kelihan Banjar Dinas yang hadir juga menyampaikan komitmen kuat untuk menjaga keberlanjutan lingkungan di masing-masing wilayahnya. Mereka menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mengelola limbah agar tidak mencemari sungai, sawah, maupun pemukiman.
“Eksistensi Desa Taro sebagai desa wisata akan kehilangan makna jika kita tidak mampu menjaga kebersihan dan kelestarian alamnya. Ini tanggung jawab kita bersama,” ujar salah satu Kelihan Banjar Dinas.
Sementara itu, salah satu Bendesa Adat di Taro menambahkan pandangan berlandaskan nilai-nilai Tri Hita Karana, bahwa keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas harus dijaga dalam setiap aktivitas usaha.
“Setiap pelaku usaha dan peternakan wajib memperhitungkan risiko limbahnya. Mengelola limbah dengan bijak berarti menjaga harmoni kehidupan dan menghormati alam sebagai sumber kehidupan,” ujarnya penuh makna.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut perwakilan dari Dinas Perizinan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), serta Satpol PP Kabupaten Gianyar. Mereka bersama pemerintah desa menekankan pentingnya pengawasan terpadu, kesadaran hukum, dan penerapan regulasi lingkungan agar aktivitas ekonomi dan pariwisata tetap sejalan dengan prinsip keberlanjutan.
Pertemuan ini menjadi momentum penting yang meneguhkan semangat kolaboratif antara pemerintah desa, lembaga adat, dan masyarakat dalam menjaga lingkungan dari ancaman pencemaran. Kesadaran kolektif ini merupakan bagian dari identitas luhur Desa Taro — desa yang tidak hanya kaya sejarah dan budaya, tetapi juga memiliki kesadaran ekologis yang tinggi.
Dengan semangat kebersamaan, Desa Taro menegaskan langkahnya untuk terus menjaga kebersihan, kelestarian, dan keharmonisan lingkungan sebagai bagian dari jati diri desa.
“Menjaga alam berarti menjaga kehidupan — menjaga Taro berarti menjaga jati diri Bali.”
Redaksi : Dueg Creative


                       
