Loading...
 
 
lembu-putih

LEMBU PUTIH TARO


Dengan adanya kesadaran generasi muda dalam pelestarian lingkungan,  Januari 2010 di bentuk kelompok Go Green berlanjut dengan kegiatan pembersihan di kawasan Lembu Putih Taro, kemudian 2011 menggali dana dan membangun Monumen Shiwanandi, dan oktober  2012 di bentuk Yayasan “ Lembu Putih Taro “ selanjutnya 1 April 2013 melengkapi anggaran dasar dan rumah tangga 9 Oktober 2014 terbit  akte Notaris Yayasan dan 9 Oktober 2014 mendapatkan ijin dari Menteri Hukun dan Hak Asasi Manusia.


Berbekal itu yayasan menyusun rencana Kegiatan 1. Pelestarian Lembu Putih, 2. Perlindungan dan Konservasi Hutan Adat Taro,  3. Perlindungan Situs Sejarah Pura Agung Gunung Raung, 4. Pengembangan tanaman langka, usada (herbal) dan tanaman upakara, dan tahun 2015 diusulkan Kalpataru dan tahun 2016 masuk 25 dari 30 peserta, tahun 2017 diusulkan kembali dan di tahun 2018 berhasil meraih piala/tropi Kalpataru dalam katagori penyelamatan Lingkungan pada Tanggal 30 Agustus 2018 yang bertempat di Blitung  Sulawesi Utara.

 

Saat ini Lembu Putih Taro berjumlah 56 ekor

Seiring perkembangan waktu Lembu Putih Taro yang sebelumnya hanya bergerak dalam observasi dan pelestarian saat ini mulai menata dan mengelola potensi yang ada, dengan mengembangkan obyek wisata Lembu Putih, mulai dibangun penunjang wisata yaitu rumah makan, arena bermain, gazebo, dan juga direncanakan pembangunan camp, khusus untuk camp memang obyek wisata lembu Putih Taro menjadi salah satu tujuan favorit karena tempatnya yang asri dan natural, tahun 2019 Desa Taro menjadi Juara Harapan 1 Lomba Desa Wisata Nusantara merupakan prestasi tingkat nasional sehingga bulan november 2020 direncanakan obyek wisata Lembu Putih Taro menjadi tempat pelaksana Jambore Nasional POKDARWIS Nusantara yang akan diikuti perwakilan seluruh POKDARWIS di Indonesia yang menampilkan  potensi wisata dan budaya yang ada di Taro, Bali dan Potensi Wisata semua Desa Wisata di Indonesia.